Oleh : Izdiharti Husniyah
(Nina)
Bima Juga Bisa
Siapa sih
yang tidak bangga menjadi putra-putri bangsa yang membanggakan? Sebagai
generasi muda Bima, kita merupakan aset terpenting dalam kemajuan daerah kita
sendiri. Tidak perlu malu untuk mengungkapkan bahwa kita orang Bima, namun katakan
dengan lantang KAMI ADALAH PUTRA PUTRI BIMA YANG CERDAS. Bagaimana tidak jika
kita telah menunjukan yang terbaik. Kita punya kelebihan, kita punya banyak hal
yang istimewa, kita juga punya potensi
dan yang pasti Bima bangga karena memiliki anak-anak yang sangat
beprestasi.
Bima adalah
sebuah kota
otonom yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa
Tenggara Barat,
Indonesia.
Masyarakat
Bima merupakan masyarakat yang mempunyai pola pikir yang bagus juga mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi.
Buktinya, banyak putra-putri Bima yang diterima oleh universitas-universitas
terkenal di Indonesia maupun luar negeri dan mampu menjadi orang sukses. Orang
Bima juga orang-orang yang ramah.
Siapa yang
tidak kenal mereka ini? Mereka adalah anak-anak Bima yang sudah meraih prestasi
dan telah terkenal baik nasional dan internasional. Dr. Hamdan Zoelva, S.H.,
M.H. misalnya, putra Bima yang sekarang menjabat sebagai ketua Mahkamah
konstitusi RI , ia termasuk orang yang berperan penting dalam pengungkapan
kasus yang banyak terjadi di Indonesia. H. Harun Al Rasyid, mantan gubernur
NTB. Selanjutnya, ada Samsuri Firdaus, walaupun ia berasal dari Kabupaten Bima
namun prestasinya sudah cukup mengagumkan. Ia adalah alumnus MIN Bolo yang
berhasil mendapat juara 1 Qori Internasional.
H. Ramli Ahmad juga putra Bima yang telah menghafal Al-Qur’an 30 Juz, ia
juga merupakan pemilik pesantren Al-Husaini yang terkenal dengan hafidz dan
hafidzahnya. Sebenarnya putra-putri hebat Bima sangat banyak, diantaranya Prof.
Dr. Ahyan (Ahli Atom yang sekarang menjadi dosen di UnHas), Jendral Farouk, H.
Abdarab (pengusaha sukses), Sumandari (pengusaha sukses yang merupakan pemilik
hotel Mutmainah), H. Abidin, H. Yasin, H. Abu bakar Husain, Prof. Dr. Nurdin,
dan lainnya. Jika kita mendefinisikan semuanya maka mereka termasuk orang-orang
yang mengagumkan. Kita sebagai generasi muda seharusnya bangga terhadap yang
telah dicapai sebelumnya sehingga kita bisa meningkatkannya menjadi lebih baik.
Kita bisa membawa nama Bima dikancah Nasional maupun Internasional.
Selain orang-orangnya yang sangat
mendukung, Bima juga memiliki sejarah yang mengagumkan. Sudah 10 tahun ini Kota
Bima dipimpin oleh seorang Walikota dengan peradaban Budaya Dou Mbojo yang
sudah mengakar sejak jaman kerajaan hingga sekarang masih dapat terlihat dalam
kehidupan masyarakat Kota Bima dalam kesehariannya. Baik sosial, Budaya dan
Seni tradisional yang melekat pada kegiatan Upacara Adat, Prosesi Pernikahan,
Khataman Qur”an, Khitanan dan lain-lain serta bukti-bukti sejarah Kerajaan dan
Kesultanan masih juga dapat dilihat sebagai Situs, Kepurbakalaan dan bahkan
menjadi Objek Daya Tarik Wisata yang ada di Kota Bima dan menjadi objek
kunjungan bagi wisatawan lokal, nusantara bahkan mancanegara.
Suku asli masyarakat Kota Bima adalah
suku Bima atau dikenal dalam bahasa lokal nya “Dou Mbojo” dengan mayoritas
beragama islam dengan mata pencaharian nya Bertani, Bertenak, Melaut dan
sebagian Pegawai Negeri Sipil. Salah satu ke-unikan Kota Bima adalah sebagian
dari masyarakat nya juga berasal dari berbagai suku dan etnik di indonesia
seperti; Jawa, Sunda, Timor, Flores, Bugis, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali,
Minang dan Batak sehingga memberi warna tersendiri didalam keseharian mereka di
Kota Bima (suku-suku ini selalu memeriahkan upacara dan pawai pada hari-hari
besar di Kota Bima) dengan hidup berdampingan secara rukun dan damai serta
suasana kondusif.
Bima juga mempunya potensi dalam
pariwisata. Sumber daya alam Kota Bima memiliki daya tarik tersendiri sebagai
Obyek Daya Tarik Wisata karena letak Kota Bima berada di bibir Teluk yang
sangat indah yang menawarkan berbagai atraksi wisata laut dan pantai seperti;
berenang, berperahu, memancing, bersantai, melihat kehidupan masyarakat nelayan
serta menikmati makanan khas desa tradisional nelayan. Disisi lain alam dan
hutan serta hamparan sawah yang luas juga dapat dilihat di Kota Bima.
Sebagai masyarakat Bima, kita harus
tahu potensi-potensi kita tersebut sehingga dapat mengembangkannya untuk dapat
maju dan mampu bersaing.
Siapa bilang,
hanya orang-orang Jawa ataupun Sumatera yang berada di kota-kota besar saja yang
bisa maju dan hebat. Kita juga hebat, tapi mungkin masyarakat kita belum
menyadarinya. Jika kita berusaha pasti kita bisa. Man Jadda Wa Jadda! Kita bisa mengambil contoh disiplin dan kerja
keras mereka, kemudian memanfaatkan potensi yang ada kita.
Bima memiliki
potensi, iklim, sumber daya yang sangat mendukung. Banyak masyarakat Bima
terlena dengan kelebihan-kelebihan itu. Seharusnya, justru karena dukungan
seperti itu kita harus memanfaatkan yang terbaik. Tanamkan pribadi yang
disiplin, kerja keras, jiwa bisnis, serta tataplah ke depan. Kita juga
harus maju, kita bisa menjadi orang-orang yang cerdas dan membanggakan. Jadi,
BIMA FIGHTING!!!
O ya,
sahabat Magic Castle….. Itu adalah artikel dari aku, Izdiharti Husniyah. Itu
adalah tulisan ke 2 aku di blog yang dirintis dalam rangka tugas dari guru TIK
kami ini ( Mr. Bambang ), heheh… Artikel tersebut sengaja ditulis dalam rangka
mengikuti lomba menulis artikel yang diadakan oleh Komunitas Kopi Hitam yang
bertemakan “Bimaku Cerdas”.
Sebenarnya aku punya cerita tentang pembuatan dan keikutsertaan aku
dalam lomba tersebut. Begini ceritanya :
“Baru jam pertama selesai di kelas kami ( selesai ulangan Biologi ).
Nafisa yang dari beberapa hari lalu paling semangat ingin mengikuti lomba,
sayangnya keinginannya tersebut tidak sesuai dengan pelaksanaan yang ia
lakukan. Hari itu adalah hari terakhir pengumpulan naskah di ketua OSIS, namun
dia belum menulis apapun (Baru 3 kalimat). Akhirnya, ia pun memohon padaku agar
mau membantunya membuat artikel, sehingga nanti kalau dia menang hadiahnya bisa
dibagi 2. Hmm, awalnya sih aku gak mau, tapi kalau soal hadiah akhirnya aku mau,
heheh…
Waktu tinggal 3 jam lagi. Aku melihat jam tanganku dan mengambil
ancang-ancang, menyuruhnya untuk tidak mengganggu konsentrasiku (lebay, tapi
beneran loh). Aku pun mulai menugetik. Tiba-tiba, Fatin datang, ia pun ikut
membantu. Di saat aku mengetik, Nafisa dan Fatin lah yang mengungkapkan ide-ide
mereka. Lalu Nafisa pun berkata jujur, dia ingin membuat 1 artikel lagi dan
lagi-lagi masih 1 paragraf. Jadi ada 2 artikel yang punya kesempatan menang.
Aku pun menyuruh Fatin dan Nafisa mengerjakan artikel yang pertama yaitu
Keunikan Bahasa Bima dengan referensi melalui karya tulisku. Lalu aku
mengerjakan artikel yang berasal dari ide ke 2 Nafisa. Aku pun berusaha keras
sementara waktu tinggal 1 jam lagi dan Nafisa-Fatin telah selesai. Akhirnya aku
menulis apa adanya. Aku tidak pernah berniat mengikuti lomba, tapi niat awal 3
jam yang lalu berubah menjadi “aku juga ikut”. Tau gak? Sebenarnya teman-teman
di kelasku sudh bilang pasrah saja, mana mungkin kalian bisa selesai dalam
waktu tersebut, tapi kami optimis, alhasil yang berkata seperti itu kena marah
oleh kami.
Karena hanya 1 orang saja yang bisa ikut, akhirnya nama Fatin tidak
tercantum. Tapi kami sudah sepakat, artikel manapun yang menang, pokonya semua
hadiah yang didapat akan mendapat hadiah ber 3.
Ketua OSIS, Yunan pun senang karena kami sudah berusaha, ia juga
berterima kasih, karena memang peminat lomba tersebut sedikit. Kami juga
senang, Alhamdulillah… Jadi hasil dari kejar waktu ya artikel tersebut, jadi
maklumi saja ya!!!
Jadi, sahabat Magic Castle, doakan kita ya supaya menang. Aamiin…… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar