Jumat, 14 Maret 2014

Artikel "Bima Juga Bisa"





Oleh : Izdiharti Husniyah (Nina)
Bima Juga Bisa
Siapa sih yang tidak bangga menjadi putra-putri bangsa yang membanggakan? Sebagai generasi muda Bima, kita merupakan aset terpenting dalam kemajuan daerah kita sendiri. Tidak perlu malu untuk mengungkapkan bahwa kita orang Bima, namun katakan dengan lantang KAMI ADALAH PUTRA PUTRI BIMA YANG CERDAS. Bagaimana tidak jika kita telah menunjukan yang terbaik. Kita punya kelebihan, kita punya banyak hal yang istimewa, kita juga punya potensi  dan yang pasti Bima bangga karena memiliki anak-anak yang sangat beprestasi.
Bima adalah sebuah kota otonom yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Masyarakat Bima merupakan masyarakat yang mempunyai pola pikir yang bagus  juga mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi. Buktinya, banyak putra-putri Bima yang diterima oleh universitas-universitas terkenal di Indonesia maupun luar negeri dan mampu menjadi orang sukses. Orang Bima juga orang-orang yang ramah.
Siapa yang tidak kenal mereka ini? Mereka adalah anak-anak Bima yang sudah meraih prestasi dan telah terkenal baik nasional dan internasional. Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. misalnya, putra Bima yang sekarang menjabat sebagai ketua Mahkamah konstitusi RI , ia termasuk orang yang berperan penting dalam pengungkapan kasus yang banyak terjadi di Indonesia. H. Harun Al Rasyid, mantan gubernur NTB. Selanjutnya, ada Samsuri Firdaus, walaupun ia berasal dari Kabupaten Bima namun prestasinya sudah cukup mengagumkan. Ia adalah alumnus MIN Bolo yang berhasil mendapat juara 1 Qori Internasional.  H. Ramli Ahmad juga putra Bima yang telah menghafal Al-Qur’an 30 Juz, ia juga merupakan pemilik pesantren Al-Husaini yang terkenal dengan hafidz dan hafidzahnya. Sebenarnya putra-putri hebat Bima sangat banyak, diantaranya Prof. Dr. Ahyan (Ahli Atom yang sekarang menjadi dosen di UnHas), Jendral Farouk, H. Abdarab (pengusaha sukses), Sumandari (pengusaha sukses yang merupakan pemilik hotel Mutmainah), H. Abidin, H. Yasin, H. Abu bakar Husain, Prof. Dr. Nurdin, dan lainnya. Jika kita mendefinisikan semuanya maka mereka termasuk orang-orang yang mengagumkan. Kita sebagai generasi muda seharusnya bangga terhadap yang telah dicapai sebelumnya sehingga kita bisa meningkatkannya menjadi lebih baik. Kita bisa membawa nama Bima dikancah Nasional maupun Internasional.
Selain orang-orangnya yang sangat mendukung, Bima juga memiliki sejarah yang mengagumkan. Sudah 10 tahun ini Kota Bima dipimpin oleh seorang Walikota dengan peradaban Budaya Dou Mbojo yang sudah mengakar sejak jaman kerajaan hingga sekarang masih dapat terlihat dalam kehidupan masyarakat Kota Bima dalam kesehariannya. Baik sosial, Budaya dan Seni tradisional yang melekat pada kegiatan Upacara Adat, Prosesi Pernikahan, Khataman Qur”an, Khitanan dan lain-lain serta bukti-bukti sejarah Kerajaan dan Kesultanan masih juga dapat dilihat sebagai Situs, Kepurbakalaan dan bahkan menjadi Objek Daya Tarik Wisata yang ada di Kota Bima dan menjadi objek kunjungan bagi wisatawan lokal, nusantara bahkan mancanegara.
Suku asli masyarakat Kota Bima adalah suku Bima atau dikenal dalam bahasa lokal nya “Dou Mbojo” dengan mayoritas beragama islam dengan mata pencaharian nya Bertani, Bertenak, Melaut dan sebagian Pegawai Negeri Sipil. Salah satu ke-unikan Kota Bima adalah sebagian dari masyarakat nya juga berasal dari berbagai suku dan etnik di indonesia seperti; Jawa, Sunda, Timor, Flores, Bugis, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali, Minang dan Batak sehingga memberi warna tersendiri didalam keseharian mereka di Kota Bima (suku-suku ini selalu memeriahkan upacara dan pawai pada hari-hari besar di Kota Bima) dengan hidup berdampingan secara rukun dan damai serta suasana kondusif.
Bima juga mempunya potensi dalam pariwisata. Sumber daya alam Kota Bima memiliki daya tarik tersendiri sebagai Obyek Daya Tarik Wisata karena letak Kota Bima berada di bibir Teluk yang sangat indah yang menawarkan berbagai atraksi wisata laut dan pantai seperti; berenang, berperahu, memancing, bersantai, melihat kehidupan masyarakat nelayan serta menikmati makanan khas desa tradisional nelayan. Disisi lain alam dan hutan serta hamparan sawah yang luas juga dapat dilihat di Kota Bima.
Sebagai masyarakat Bima, kita harus tahu potensi-potensi kita tersebut sehingga dapat mengembangkannya untuk dapat maju dan mampu bersaing.
Siapa bilang, hanya orang-orang Jawa ataupun Sumatera yang berada di kota-kota besar saja yang bisa maju dan hebat. Kita juga hebat, tapi mungkin masyarakat kita belum menyadarinya. Jika kita berusaha pasti kita bisa. Man Jadda Wa Jadda! Kita bisa mengambil contoh disiplin dan kerja keras mereka, kemudian memanfaatkan potensi yang ada kita.
Bima memiliki potensi, iklim, sumber daya yang sangat mendukung. Banyak masyarakat Bima terlena dengan kelebihan-kelebihan itu. Seharusnya, justru karena dukungan seperti itu kita harus memanfaatkan yang terbaik. Tanamkan pribadi yang disiplin, kerja keras, jiwa bisnis, serta tataplah ke depan. Kita juga harus maju, kita bisa menjadi orang-orang yang cerdas dan membanggakan. Jadi, BIMA FIGHTING!!!

O ya, sahabat Magic Castle….. Itu adalah artikel dari aku, Izdiharti Husniyah. Itu adalah tulisan ke 2 aku di blog yang dirintis dalam rangka tugas dari guru TIK kami ini ( Mr. Bambang ), heheh… Artikel tersebut sengaja ditulis dalam rangka mengikuti lomba menulis artikel yang diadakan oleh Komunitas Kopi Hitam yang bertemakan “Bimaku Cerdas”.


Sebenarnya aku punya cerita tentang pembuatan dan keikutsertaan aku dalam lomba tersebut. Begini ceritanya :
“Baru jam pertama selesai di kelas kami ( selesai ulangan Biologi ). Nafisa yang dari beberapa hari lalu paling semangat ingin mengikuti lomba, sayangnya keinginannya tersebut tidak sesuai dengan pelaksanaan yang ia lakukan. Hari itu adalah hari terakhir pengumpulan naskah di ketua OSIS, namun dia belum menulis apapun (Baru 3 kalimat). Akhirnya, ia pun memohon padaku agar mau membantunya membuat artikel, sehingga nanti kalau dia menang hadiahnya bisa dibagi 2. Hmm, awalnya sih aku gak mau, tapi kalau soal hadiah akhirnya aku mau, heheh…
Waktu tinggal 3 jam lagi. Aku melihat jam tanganku dan mengambil ancang-ancang, menyuruhnya untuk tidak mengganggu konsentrasiku (lebay, tapi beneran loh). Aku pun mulai menugetik. Tiba-tiba, Fatin datang, ia pun ikut membantu. Di saat aku mengetik, Nafisa dan Fatin lah yang mengungkapkan ide-ide mereka. Lalu Nafisa pun berkata jujur, dia ingin membuat 1 artikel lagi dan lagi-lagi masih 1 paragraf. Jadi ada 2 artikel yang punya kesempatan menang.
Aku pun menyuruh Fatin dan Nafisa mengerjakan artikel yang pertama yaitu Keunikan Bahasa Bima dengan referensi melalui karya tulisku. Lalu aku mengerjakan artikel yang berasal dari ide ke 2 Nafisa. Aku pun berusaha keras sementara waktu tinggal 1 jam lagi dan Nafisa-Fatin telah selesai. Akhirnya aku menulis apa adanya. Aku tidak pernah berniat mengikuti lomba, tapi niat awal 3 jam yang lalu berubah menjadi “aku juga ikut”. Tau gak? Sebenarnya teman-teman di kelasku sudh bilang pasrah saja, mana mungkin kalian bisa selesai dalam waktu tersebut, tapi kami optimis, alhasil yang berkata seperti itu kena marah oleh kami.
Karena hanya 1 orang saja yang bisa ikut, akhirnya nama Fatin tidak tercantum. Tapi kami sudah sepakat, artikel manapun yang menang, pokonya semua hadiah yang didapat akan mendapat hadiah ber 3.
Ketua OSIS, Yunan pun senang karena kami sudah berusaha, ia juga berterima kasih, karena memang peminat lomba tersebut sedikit. Kami juga senang, Alhamdulillah… Jadi hasil dari kejar waktu ya artikel tersebut, jadi maklumi saja ya!!!
Jadi, sahabat Magic Castle, doakan kita ya supaya menang. Aamiin…… ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar